Sekarang ini, lirikan Tito sedang berfokus pada bidadari Komunikasi Massa yan punya senyum ngujubeli kece dengan lestu bosan kecupan lembutku jatuh di mata bagusnya.
Malam minggu besok, aku jemput kamu ya?" ngomong gitu tanganku bergerak pelar memberesi seragam sekolahnya yang kecolongan.
"Emang, mau kemana?" tanyanya menyisakan bengong di wajah putihnya.
Aku tertawa gemas melihat mimik nga- ngenin itu.
Kuacak rambut ikal sebahunya.
Tuh khan.
kamu lupa! Dasar nenek pikun, malam minggu besok khan malam Final festival musik antar ramaja.
Nah.
masmu ini khan basssitnya Redsnake yang ikutan fetival.
Remember?" Mata bagus itu mengerjap lucu seiring tubuh yang terguncang hingga lepas dari pelukanku.
"Oh ya, aku lupa.
Lali yo Mas?" Tawaku lepas mendengar kalimat lucu- nya.
Ahh Dini.
Kalau ia sudah berada di sisiku selalu saja memberi kebahagiaan kesejukan.
Pada hati yang gundah se pun.
dan Festival musik antar remaja suda berakhir beberapa saat.
Pengumuma balas menatapku.
Senyumnya menyembut membasuh segala gelisahku.
Tanga meraih tanganku dan membawanya ke dalam genggam hangatnya.
Kubiarkan ia leyehan menyenderkan kepalanya ke dadaku.
Hatiku tenteram sekali bila ada di dekatnya.
Kabur sudah segala masalalh yang seharian tadi menghimpitku.
"Aku dibiarkan kalut nggak lihat kamu seharian tadi.
Aku takut Tom, kamu mela- rikan masalahmu ke hal-hal buruk seperti dulu.
Kenapa sih kamu nggak menghu- bungiku? Apa kamu sudah tak matu membagikan kesulitanmu padaku? Kamu sudah nggak percaya aku Tom?" Tangan mungil bergerak menelusur wajah dan leherku.
Memberi sentuhan dalam getar lembut nan syahdu.
"Sudah kubilang Din, aku nggak ingin kamu turut terlibat dalam keruweta keparat ini." Tapi, aku kan pacarmu Tom! Wajar kalia aku turut mengerti apa yang terjadi sa kamu, kamu tak suka?" la seperti meraju Kubelai kepalanya dengan kasih.
Ohhl pipit kecilku yang manis, semak dan pedulimu.
Bagaimana aku meras 16 kurasakan tulusnya cinta lewat perhatak ak kin aku takkan turut Papa sampai saat Langkahku pun mulai tidak benar.
Ak mulai kenal dengan minuman keras, drugs dan narkotika sebagai pelarian.
Dini mampu memberiku rasa aman dan ke- kuatan untuk meninggalkan mainan- mainan terlarang itu.
Dia pipit kecilku yang lincah, manis dan lucu.
Yang membuatku merasa istimewa dan bergairah menjalani hari-hari yang masih penuh keruwetan karena ketidak- akuranku dengan Papa.
Perseteruan ana dan ayah yang tak kunjung menemukan titik temu.
Karena dua-duanya terlalu egols dan tak mau membuka diri.
Lamunanku terjegal saat mendengar
bicara memiliki lebih banyak alat untuk menyampaikan informasi dibanding seons penulis.
Kedua-duanya menggunakan kata-kata, meskipun pembicara akan mengun.
Malam minggu besok, aku jemput kamu ya?" ngomong gitu tanganku bergerak pelar memberesi seragam sekolahnya yang kecolongan.
"Emang, mau kemana?" tanyanya menyisakan bengong di wajah putihnya.
Aku tertawa gemas melihat mimik nga- ngenin itu.
Kuacak rambut ikal sebahunya.
Tuh khan.
kamu lupa! Dasar nenek pikun, malam minggu besok khan malam Final festival musik antar ramaja.
Nah.
masmu ini khan basssitnya Redsnake yang ikutan fetival.
Remember?" Mata bagus itu mengerjap lucu seiring tubuh yang terguncang hingga lepas dari pelukanku.
"Oh ya, aku lupa.
Lali yo Mas?" Tawaku lepas mendengar kalimat lucu- nya.
Ahh Dini.
Kalau ia sudah berada di sisiku selalu saja memberi kebahagiaan kesejukan.
Pada hati yang gundah se pun.
Dini mampu memberiku rasa aman
Diam- diam, hatiku merebak haru.dan Festival musik antar remaja suda berakhir beberapa saat.
Pengumuma balas menatapku.
Senyumnya menyembut membasuh segala gelisahku.
Tanga meraih tanganku dan membawanya ke dalam genggam hangatnya.
Kubiarkan ia leyehan menyenderkan kepalanya ke dadaku.
Hatiku tenteram sekali bila ada di dekatnya.
Kabur sudah segala masalalh yang seharian tadi menghimpitku.
"Aku dibiarkan kalut nggak lihat kamu seharian tadi.
Aku takut Tom, kamu mela- rikan masalahmu ke hal-hal buruk seperti dulu.
Kenapa sih kamu nggak menghu- bungiku? Apa kamu sudah tak matu membagikan kesulitanmu padaku? Kamu sudah nggak percaya aku Tom?" Tangan mungil bergerak menelusur wajah dan leherku.
Memberi sentuhan dalam getar lembut nan syahdu.
"Sudah kubilang Din, aku nggak ingin kamu turut terlibat dalam keruweta keparat ini." Tapi, aku kan pacarmu Tom! Wajar kalia aku turut mengerti apa yang terjadi sa kamu, kamu tak suka?" la seperti meraju Kubelai kepalanya dengan kasih.
Ohhl pipit kecilku yang manis, semak dan pedulimu.
Bagaimana aku meras 16 kurasakan tulusnya cinta lewat perhatak ak kin aku takkan turut Papa sampai saat Langkahku pun mulai tidak benar.
Ak mulai kenal dengan minuman keras, drugs dan narkotika sebagai pelarian.
Dini mampu memberiku rasa aman
Karena aku merasa tidak ada yang mengarahkanku, ti- dak ada yang menasehati dan menya- yangiku lagi setelah kepargian Mama Mungkin juga rasa kehilangan yang amat sangat dikala aku merasa belum siap mene- rimanya Sampai suatu ketika hadir Dini dalam kehidupanku yang dapat memberikan nuansa baru kehidupan sekaligus tempat aku mencurahkan isi hati dan memacu semangat untuk menjalani hidup dan segala problematikanya dengan lebih tegar.Dini mampu memberiku rasa aman dan ke- kuatan untuk meninggalkan mainan- mainan terlarang itu.
Dia pipit kecilku yang lincah, manis dan lucu.
Yang membuatku merasa istimewa dan bergairah menjalani hari-hari yang masih penuh keruwetan karena ketidak- akuranku dengan Papa.
Perseteruan ana dan ayah yang tak kunjung menemukan titik temu.
Karena dua-duanya terlalu egols dan tak mau membuka diri.
Lamunanku terjegal saat mendengar
bicara memiliki lebih banyak alat untuk menyampaikan informasi dibanding seons penulis.
Kedua-duanya menggunakan kata-kata, meskipun pembicara akan mengun.
Comments
Post a Comment